Penerapan teknologi smart farming sebelumnya sudah dibahas pada artikel berjudul ’’smart farming petani milenial’’ mengenai drone dan Blockchain off farm. Teknologi tersebut mewakili penerapan teknologi dibidang pemetaan, sprayer, dan pemasaran produk hasil panen petani.

Penerapan teknologi ini digadang-gadang akan memicu pertumbuhan petani muda di Indonesia ditengah krisis regenerasi petani muda yang saat ini hanya 8% petani milenial yang terjun ke lahan. Lalu apa saja teknologi yang dapat kita manfaatkan?. Mari kita bahas teknologi lain yang mampu menjawab efisiensi pengerjaan kebun.

1. Sistem Irigasi Cerdas (Smart Irrigation)
Sistem ini sangat bermanfaat terutama untuk lahan di daerah tegalan yang tidak memiliki irigasi seperti lahan di persawahan. Pengairan daerah tegalan masih dilakukan secara konvensional. Kelemahan dari cara ini adalah :
1. Tidak efisien
2. Pengairan yang berlebihan sehingga melebihi kebutuhan air tanaman
3. Membutuhkan waktu yang cukup lama.

Oleh karena itu perlu adanya teknologi otomatisasi untuk pengefektifan dan efisiensi pengerjaan dengan teknologi smart irrigation.

Pengairan irigasi berdasarkan IoT

Gambar 1. Pengairan irigasi berdasarkan IoT
Sumber : apo-tokyo.org

 

Teknologi ini akan merespon setelah menerima data dari lahan berupa tindakan penyiraman secara langsung ketika ada data di atas nilai ambang batas pembacaan sensor kadar lengas tanah. Hasil pembacaan sensor tersebut akan divisualisasikan pada smartphone yang terhubung dengan webserver kemudian dengan menggunakan microcontroller dapat menyalakan atau mematikan katup irigasi secara otomatis.

Fitur irigasi ini juga digunakan untuk memberikan unsur hara dengan pendeteksian tingkat kesuburan tanah. Pemantauan data ini dapat dilakukan secara online pada www.smartfarming.litbang.pertanian.go.id (Balitbangtan 2020).

 

2. Agriculture War Room (AWR)
Teknologi ini digunakan sebagai pusat komando strategis dalam menggerakkan seluruh stakeholder untuk memicu produktivitas. AWR berfungsi dalam pengawasan dan pengendalian serangan hama dan penyakit tanaman, memantau penyebaran benih dan bibit unggul, alat komunikasi langsung antara pemerintah dan petani dengan sensor hasil panen. Metode pengoperasian AWR menghubungkan AWR di berbagai daerah dengan sistem jaringan online dan memanfaatkan citra satelit dari LAPAN. Teknisnya semua wilayah terpasang CCTV dan koneksi sehingga kegiatan diskusi dan control dapat terlaksana dengan cepat dan akurat. Kecanggihan AWR diharapkan dapat meningkatkan produksi dengan kualitas diatas rata-rata. Artinya ketersediaan pangan nasional dan pasar global dapat meningkatkan ekspor hingga tiga kali lipat (Balitri 2019).

Sistem WAR Room

Gambar 2. Sistem WAR Room
Sumber : money.kompas.com

 

3. Siscrop (Sistem Informasi) 1.0
Kementan memanfaatkan data radar/SAR dari satelit Sentinel 1 yang dapat memberikan informasi dan data mengenai kondisi faktual tanaman di lahan. Teknologi ini dapat digunakan untuk memonitor luas tanam, luas panen, profuktivitas, dan indeks pertanaman secara real time. Informasi ini mampu mengantisipasi dan tindakan budidaya sesuai dengan kondisi tanaman. Manfaat Siscrop 1.0 bagi para petugas teknis di lapangan :

  1. Melakukan efisiensi pemupukan, pestisida dan air
  2. Membantu petani untuk menentukan jenis tanaman yang paling tepat untuk ditanam pada wilayah tertentu
  3. Mobilisasi alsintan
  4. Membantu pemerintah untuk mengidentifikasi wilayah surplus sehingga bisa membantu wilayah yang minus (BBSDLP 2020).

Teknologi smart farming dibeberapa wilayah sudah dapat dilaksanakan dengan adanya sentuhan dari pihak pemerintah daerah dan stakeholder terkait. Negara-negara tandus seperti china dan Israel telah memanfaatkan teknologi smart farming, sehingga mampu bercocok tanam di tanah tandus.

Namun, penerapan teknologi smart farming di Indonesia masih cukup awam ditingkat petani. Selain itu, penerapan teknologinya masih terbilang mahal, sehingga perlu adanya campur tangan dari berbagai macam pihak untuk menyukseskan program nawacita dan regenerasi petani muda.

 

Sumber :

  1. [Balitri] Balai Penelitian Tanaman Industri 2019. Agriculture War Room Balitbangtan : Menuju pertanian 4.0 [Internet]. [cited 2020 Nov 27]. Tersedia dari: http://balittri.litbang.pertanian.go. id/index.php/berita/berita-internal/1098- agriculture-war-room-balitbangtan-menujupertanian-40.
  2. [Balitbangtan] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2020. Smart farming system [Internet]. [cited 2020 Nov 20]. Tersedia dari: http://www.litbang.pertanian.go.id/infoteknologi/3934/
  3. [BBSDLP] Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian. 2020. BBSDLP luncurkan sistem informasi standing crop (SISCrop 1.0) [Internet]. [cited 2021 Jan 15]. Tersedia dari: https://bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/index.p hp/layanan-mainmenu-65/info-terkini/1075- bbsdlp-luncurkan-sistem-informasi-standingcrop-siscrop-1-0
× Pesan Sekarang